Wednesday, May 16, 2007

Askep Lansia Dimensia


MODUL
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA

Masalah demensia sering terjadi pada pasien lansia yang berumur diatas 60 tahun dan sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk indonesia mengalami demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranya adalah alzeimer.
Berdasarkan hasil pengkajian pada daerah paska bencana alam tsunami ternyata ditemukan kasus lansia dengan alzeimer.
Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia.
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
Melakukan pengkajian keperawatan pasien lansia dengan demensia
Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pasien lansia dengan demensia
Melakukan tindakan keperawatan dalam berbagai pendekatan tindakan keperawatan pasien lansia dengan demensia
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia
Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia.

B. Mengkaji Klien Lansia Dengan Demensia
Demensia adalah suatu keadaan dimana suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, diperoleh data bahwa demensia sering terjadi pada usia lanjut yang telah berumur di atas 60 tahun. Sampai saat ini diperkirakan sekitar 500.000 penderita demensia di indonesia.

Tanda dan Gejala
1. Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang kata-kata
4. Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
5. Cepat marah dan sulit di atur.
6. Kehilangan daya ingat
7. kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
8. kurang konsentrasi
9. kurang kebersihan diri
10. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
11. Mudah terangsang
12. Tremor
13. Kurang koordinasi gerakan.

1. Membina hubunga saling percaya dengan klien lansia
Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan demensia, pertama-tama saudara harus membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
Untuk dapat membina hubungan saling percaya, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: selamat pagi / siang / sore / malam atau sesuai dengan konteks agama pasien.
b. Perkenalkan nama saudara (nama panggilan) saudara, termasuk menyampaikan bahwa saudara adalah perawat yang akan merawat pasien.
c. Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
d. Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.
e. Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas tersebut.
f. Bersikap empati dengan cara:
o Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan dan menunjukkan perhatian
o Bicara lambat, sederhana dan beri waktu klien untuk berpikir dan menjawab
o Perawat mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik
o Bersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien.
g. Gunakan kalimat yang singkat, jelas, sederhana dan mudah dimengerti (hindari penggunaan kata atau kalimat jargon)
h. Bicara lambat , ucapkan kata atau kalimat yang jelas dan jika betranya tunggu respon pasien
i. Tanya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dengan kata-kata yang sama.
j. Volume suara ditingkatkan jika ada gangguan pendengaran, jika volume ditingkatkan, nada harus direndahkan.
k. Sikap komunikasi verbal disertai dengan non verbal yang baik
l. Sikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks dan terbuka
m. Ciptakan lingkungan yang terapeutik pada saat berkomunikasi dengan klien:
· Tidak berisik atau ribut
· Ruangan nyaman, cahaya dan ventilasi cukup
· Jarak disesuaikan, untuk meminalkan gangguan.

Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
“ Selamat siang pak, bu”!
“ Saya pak……, saya senang dipanggil pak…….., saya perawat dari puskesmas…… yang datang untuk merawat bapak/ibu”
“ Nama bapak/ibu siapa?”
“ Senang diapanggil siapa?”
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini”?
“ Saya mendapat tugas untuk merawat bapak/ibu”. “ Apakah bapak/ibu setuju”.

2. Mengkaji pasien lansia dengan demensia
Untuk mengkaji pasien lansia dengan demensia, saudara dapat menggunakan tehnik mengobservasi prilaku pasien dan wawancara langsung kepada pasien dan keluarganya. Observasi yang saudara lakukan terutama untuk mengkaji data objective demensia. Ketika mengobservasi prilaku pasien untuk tanda-tanda seperti:
Kurang konsentrasi
Kurang kebersihan diri
Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
Tremor
Kurang kordinasi gerak
Aktiftas terbatas
Sering mengulang kata-kata.

Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat : apakah lansia mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afek yang labil, datar atau tidak sesuai.
Bila data tersebut saudara peroleh, data subjective didapatkan melalui wawancara:
Latihan 2
Berikut ini merupakan percakapan untuk mengkaji pasien demensia pada lansia. Dalam percakapan selalu diawali dengan menyebut nama perawat dan memamnggil nama pasien.
“ Bagaimana perasaan ibu pagi ini?”
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan ibu”
” Hari, bulan dan tahun berapa sekarang”?
“ Dimana kita sekarang berada?”
“ Berapa umur bapak/ibu sekarang?”
“ Tanggal berapa hari kemerdekaan Indonesia”
“ Siapa nama presiden Indonesia sekarang?”
“ Apa yang telah bapak/ibu lakukan dari bangun pagi sampai sekarang?”
“ Coba bapak hitung mundur dari angka 20 ke angka 1”

Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa keperawatan:
Gangguan Proses Pikir
Risiko Cedera: jatuh

Latihan 3. Coba saudara rumuskan diagnosa keperawatan pasien lansia dengan demensia.
Dari data yang anda peroleh pada latihan 2, buatlah diagnosa keperawatan sesuai dengan data tersebut! Dokomentasikan dalam format daftar masalah keperawatan, diagnosa keperawatan.

C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pasien Lansia depresi dengan gangguan proses pikir; pikun/pelupa.
Tindakan keperawatan untuk pasien:
Tujuan agar pasien mampu:
a. Mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan temapat
b. Meklakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.
Tindakan
a. Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya misalnya tempat tidur, lemari, pakaian dll.
b. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal waktu dengan menggunakan jam besar, kalender yang mempunyai lembar perhari dengan tulisan besar.
c. Beri kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggota keluarga terdekat
d. Beri kesempatan kepada klien untuk mengenal dimana dia berada.
e. Berikan pujian jika pasien bila pasien dapat menjawab dengan benar.
f. Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
g. Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang dapat dilakukannya.
h. Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilihnya
i. Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
j. Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
k. Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.

Latihan 4. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan demensia:
“ Selamat pagi pak nama saya........ Apa yang sudah bapak lakukan dari bangun tidur sampai sekarang”
“ Dimana bapak melakukan?”
“ Jam berapa sekarang pak”
“ Apa yang telah bapak lakukan pada jam 10.00 tadi?”
“ Dengan siapa bapak melakukannya?”
“ Siapa saja anggota keluarga yang ada di rumah saat ini”
“ Saat bapak melakukan aktifitas, alat apa yang bapak gunakan?”
“ Dimana biasanya bapak menyimpan alat-alat itu?”
“ Bagus sekali bapak sudah mampu menjelaskan dengan benar kegiatan bapak”
“ Selain kegiatan tadi, apalagi kegiatan yang bapak lakukan setiap hari”
“ Bagaimana kalau kita bersama-sama membuat jadwal kegiatan yang bapak bisa lakukan”

Tindakan untuk keluarga
Tujuan
Keluarga mampu mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempat
Menyediakan saran yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitas
Membantu pasien dalam melakukan aktiftas sehari-hari.
Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga cara-cara mengorientasikan waktu, orang dan tempat pada pasien
b. Anjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar, kalender dengan tulisan besar
c. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasien
d. Bantu keluarga memilih kemampuan yang dilakukan pasien saat ini.
e. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan terhadap kemampauan yang masih dimiliki oleh pasien
f. Anjurkan keluarga untuk memantu lansia melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
g. Anjurkan keluarga untuk memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
h. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang masih dimiliki pasien
i. Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
j. Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.

2. Tindakan keperawatan pasien Lansia demensia dengan risiko cedera
Tindakan pada pasien.
Tujuan
a. Pasien terhindar dari cedera
b. Pasien mampu mengontrol aktifitas yang dapat mencegah cedera.
Tindakan
a. Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapa menimbulkan cedera dengan bahasa yang sederhana
a. Ajarkan cara-cara untuk mencegah cedera: bila jatuh jangan panik tetapi berteriak minta tolong
b. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien menyebutkan cara-cara mencegah cedera.
Latihan 5. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan resiko cedera.
“ Selamat pagi pak.....,nama saya suster.......yang kemarin datang kesini.”
“ Apakah bapak mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas ke kamar mandi?”
“Apakah bapak mengalami kesulitan kesulitan mencari tempat tidur bapak setelah kembali dari kamar mandi?”
“Apakah bapak pernah jatuh?”, jika pasien menjawab iya, jelaskan:
“Pak setiap bapak kekamar mandi, bapak minta ditemani anggota keluarga yang ada dirumah. Sewaktu masuk kamar mandi bapak harus pegangan di dinding.
“Jika bapak jatuh, bapak jangan panik, tetap ditempat dan teriak minta tolong pada anggota keluarga yang ada di rumah.

Tindakan untuk keluarga
Tujuan: Keluarga mampu:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien
Keluarga mampu menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah cedera
Tindakan
Diskusikan dengan keluarga faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien
Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang aman seperti: lantai rumah tidak licin, jauhkan benda-benda tajam dari jangkauan pasien, berikan penerangan yang cukup, lampu tetap menyala di siang hari, beri alat pegangan dan awasi jika pasien merokok, tutup steker dan alat listrik lainnya dengan plester, hindarkan alat-alat listrik lainnya dari jangkauan klien, sediakan tempat tidur yang rendah
Menganjurkan keluarga agar selalu menemani pasien di rumah serta memantau aktivitas harian yang dilakukan
D. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara lakukan, dapat dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga:
1. Gangguan proses pikir: bingung
Kemampuan pasien:
a.Mampu menyebutkan hari, tanggal dan tahun sekarang dengan benar
b. Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal
c. Mampu menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini
d. Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadual
e. Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan
Kemampuan keluarga
a. Mampu membantu pasien mengenal waktu temapt dan orang
b. Menyediakan kalender yang mempunyai lembaran perhari dengan tulisan besar dan jam besar
c. Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadual yang telah dibuat
d. Memberikan pujian setiap kali pasien mampu melaksanakan kegiatan harian
2. Risiko cedera
Kemampuan pasien:
a. Menyebutkan dengan bahasa sederhana faktor-faktor yang menimbulkan cedera
b. Menggunakan cara yang tepat untuk mencegah cedera
c. Mengontrol aktivitas sesuai kemampuan
Kemampuan keluarga:
a. Keluarga dapat mengungkapkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan cedera pada pasien
b. Menyediakan pengaman di dalam rumah
c. Menjauhkan alat-alat listrik dari jangkauan pasien
d. Selalu menemani pasien di rumah
e. Memantau kegiatan harian yang dilakukan pasien

E. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
Latihan : 6
Coba saudara dokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan resiko cedera muulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi, menggunakan format yang telah disediakan.


H.M. Abi Muhlisin, SKM., M.Kep

1 comment:

Ivan Tan said...

saudara kena dimensia, artikel yang bagus