Wednesday, May 16, 2007

Pengkajian Keluarga Model Friedman


MODEL PENGKAJIAN KELUARGA DARI FRIEDMAN


Model Pengkajian Keluarga Menurut Friedman terdiri dari enam kategori yaitu :
A. Mengidentifikasi data
B. Tahap dan riwayat perkembangan
C. Data lingkungan
D. Struktur keluarga
E. Fungsi keluarga
F. Koping keluarga
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji keluarga harus mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga dapat digali lebih dalam pada saat kunjungan dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Berikut adalah uraian dari pengkajian keluarga model Friedman:
A. Identifikasi Data Keluarga.
Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui hubungan masing-masing anggota keluarga dan sebagi upaya untuk lebih mengenal masing-masing anggota keluarga. Data yang diperlukan meliputi :
1. Nama keluarga
2. Alamat dan Nomor telepon
3. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari penghuni rumah, tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.
Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari komposisi keluarga. Berikut format komposisi keluarga menurut Friedman :

No
Nama Keluarga
Jenis Kelamin
Hubungan
Tempat/Tanggal Lahir
Pekerjaan
Pendidikan
1
2
3

4
Bapak
Ibu
Anak tertua
…………..

Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau pohon keluarga.Genogram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan merupakan pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal ( lintas generasi ) dan horisontal ( dalam generasi yang sama )dan dapat membantu kita berfikir secara sistematis tentang suatu peristiwa dalam keluarga dilihat dari hubungan keluarga dengan pola penyakit, sehingga dapat menciptakan hipotesis tentatif tentang apa yang sedang terjadi dalam keluarga. Genogram keluarga memuat informasi tentang tiga generasi ( keluarga inti dan keluarga asal masing-masing / orang tua keluarga inti ). Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga. Berikut adalah petunjuk penulisan genogram keluarga menurut Friedman:







Keterangan :


Laki-laki Perempuan Kasus utama Meninggal



Kawin Pisah Cerai Tidak menikah




Anggota
rumah
Anak Angkat Aborsi/keguguran Kembar tangga







4. Tipe Bentuk Keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga.

5. Latar Belakang Budaya Keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk memahami perilaku sistem nilai dan fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan membatasi tindakan-tindakan individual maupun keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya komunikasi antar individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kbudayaan merupakan hal yang sangat penting. Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga meliputi :
a. Identitas suku bangsa
b. Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama )
c. Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen )
d. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan
e. Bahasa yang digunakan sehari-hari
f. Kebiasaan diit dan berpakaian
g. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
h. Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga ( Apakah porsi tersebut semata-mata ada dalam komunitas etnis )
i. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Bagaimana keluarga terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional atau memiliki kepercayaan tradisional yang berhubungan dengan kesehatan.
j. Negara asala dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.




6. Identifikasi Religius
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam kehidupan keluarga.

7. Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan )
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi dengan lingkungan eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik. Bahkan fungsi dan struktur keluarga dapat lebih dipahami dengan melihat latar belakang kelas sosial keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan mobilitas keluarga adalah :
a. Status kelas Sosial
Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan keluarga dan sumber pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman membagi kelas sosial menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas, kelas atas bawah, kelas menegah atas, kelas menengah bawah, kelas pekerja dan kelas bawah.
Status Ekonomi
Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga. Perlu juga diketahui siapa yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun bantuan yang diterima oleh keluarga, bagaimana keluaraga mengaturnya secara finansial. Selain itu juga perawat perlu mengetahui sejauhmana pendapatan tersebut memadai serta sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan seperti asuransi kesehatan dan lain-lain.
Mobilitas Kelas Sosial
Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan kelas sosial, serta bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.

8. Aktifitas rekreasi keluarga
Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang. Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang.Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan bersama ( nonton TV, mendengarkan radio, berkebun bersama keluarga , bersepeda bersama keluarga dll )

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang pperlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga Inti.
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit ( imunisasi ), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan ( perceraian, kematian, kehilangan)
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang tua )



C. Lingkungan Keluarga
Melliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana keluarga tersebut berada. Pengkajian lingkungan meliputi :
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
a. Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar),
b. Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).
Interior rumah meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar matahari ), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air minum yang digunakan, keadaan dapur ( kebersihan, sanitasi, keamanan ). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah, identifikasi teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan rumah. Lingkungan luar rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang mengancam ) dan pembuangan sampah.
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas.
Menjelaskan tentang :
b. Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas ( desa, sub kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri, agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi ),
c. Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan demografis yang sedang berlangsung.
d. Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain
e. Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
f. Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada.
g. Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat, berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut ( transportasi yang digunakan keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah : bekerja, sekolah ).
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga melakukan interak dengan masyarakat. Perlu juga dikaji bagaimana keluarga memandang kelompok masyarakatnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan ) dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang berasal dari lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas pendukung pada masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan )

D. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.
3. Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a. Struktur peran formal

1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
b. Struktur peran informal
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering dilakukan secara konsisten
2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya peran disfungsional serta bagaimana dampaknya terhap anggota keluarga
c. Analisa Model Peran
1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan dan sebagai orang tua
d. Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran formal dan informal dalam keluarga.
2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran
3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran.
4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.
2. Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah :
a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d. Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut sistem nilai.
e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga
g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.

E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
1. Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
a. Pola kebutuhan keluarga
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya, serta bagaimana orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota keluarganya.
2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota keluarga
b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama lain serta bagaimana mereka saling mendukung
2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina keterikatan dalam keluarga

2. Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam membesarkan anak
g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
a. Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.
1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan
2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan penting yang berhubungan ddengan masalah kesehatan yang dihadapi.
4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

F. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
1. Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga.
2. Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
3. Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang digunakan oleh keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak, mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.



APLIKASI MODEL PENGKAJIAN FRIEDMAN DALAM KASUS DIABETES MILITUS

Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan masalah uatama Diabetes Militus meliputi :
1. Data Umum
Yang perlu dikaji adalah jenis kelamin, umur, pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui bahwa pendidikan berpengaruh pada kemampuan dalam pengelolaan diabetes dan pandangan pasien mengenai perawatan sendiri diabetes (Long, 1996). Pada pengkajian umur diketahui bahwa faktor usia berpengaruh pada diabetes melitus dan usia dewasa tua (> 40 tahun) adalah resiko tinggi untuk DM (Syaifoellah N, 1996).

2. Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya diabetes melitus. Dan diketahui bahwa diabetes melitus adalah penyakit autoimun yang ditentukan secara genetik. (Price, 1995)

3. Status Sosial
Status sosial ekonomi keluarga dapat dilihat dari pendapatan kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya dan juga kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga (Rekawati, 2000). Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.

4. Riwayat Keluarga Inti
Yang perlu dikaji mengenai riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga dan apakah dari anggota keluarga tersebut ada yang mempunyai penyakit keturunan. Karena sebagaimana telah diketahui bahwa diabetes melitus juga merupakan salah satu dari penyakit keturunan, disamping itu juga perlu dikaji tentang perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

5. Karakteristik Lingkungan
Yang pelu dikaji dari karakteristik lingkungan adalah karakteristik rumah, tetangga dan komunitas, geografis keluarga, sistem pendukung keluarga dimana karakteristik rumah dan penataan lingkungan yang kurang pas dapat menimbulkan suatu cidera, karena pada penderita diabetes melitus bila mengalami suatu cidera atau luka biasanya sulit sembuh.

6. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai. Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berkaitan dengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal tanda-tanda gangguankesehatan selanjutnya.

b. Fungsi Keperawatan
1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab, tanda dan ejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah, tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan keperawatan, karena diabetes melitus memerlukan perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan makannya. Jadi disini keluarga perlu tahu bagaimana cara pengaturan makan yang benar pada diabetes melitus.
2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila anggota keluarga terserang diabetes melitus. Kemampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat akan mendukung kesembuhan.
3) Untuk mengetahui sejauh mana keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit diabetes melitus.
4) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mencegah kekambuhan dari pasien diabetes melitus.
5) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung terhadap kesehatan seseorang.

c. Fungsi Sosialisasi
Pada kasus penderita DM yang sudah mengalami komplikasi seperti ganggren, dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas sekitas keluarga.

d. Fungsi Reproduksi
Pada penderita diabetes militus perlu dikaji riwayat kehamilannya untuk mengetahui adanya tanda-tanda diabetes melitus gestasional, karena diabetes gestasional terjadi pada saat kehamilan. Pada pria juga perlu dikaji kemungkinan terjadi gangguan reproduksi seperti disfungsional ereksi, kecenderungan yang terjadi pada penderita DM dengan jenis kelamin laki-laki mengalami gangguan fungsi ereksi.

e. Fungsi Ekonomi
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi orang segan untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainnya. (Friedman, 1998 )


H. M Abi Muhlisin, SKM., M.Kep

Askep Lansia Dimensia


MODUL
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA

Masalah demensia sering terjadi pada pasien lansia yang berumur diatas 60 tahun dan sampai saat ini diperkirakan kurang lebih 500.000 penduduk indonesia mengalami demensia dengan berbagai penyebab, yang salah satu diantaranya adalah alzeimer.
Berdasarkan hasil pengkajian pada daerah paska bencana alam tsunami ternyata ditemukan kasus lansia dengan alzeimer.
Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia.
A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
Melakukan pengkajian keperawatan pasien lansia dengan demensia
Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pasien lansia dengan demensia
Melakukan tindakan keperawatan dalam berbagai pendekatan tindakan keperawatan pasien lansia dengan demensia
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia
Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan demensia.

B. Mengkaji Klien Lansia Dengan Demensia
Demensia adalah suatu keadaan dimana suatu keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir tanpa adanya penurunan fungsi kesadaran. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, diperoleh data bahwa demensia sering terjadi pada usia lanjut yang telah berumur di atas 60 tahun. Sampai saat ini diperkirakan sekitar 500.000 penderita demensia di indonesia.

Tanda dan Gejala
1. Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Pelupa
3. Sering mengulang kata-kata
4. Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
5. Cepat marah dan sulit di atur.
6. Kehilangan daya ingat
7. kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
8. kurang konsentrasi
9. kurang kebersihan diri
10. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
11. Mudah terangsang
12. Tremor
13. Kurang koordinasi gerakan.

1. Membina hubunga saling percaya dengan klien lansia
Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan demensia, pertama-tama saudara harus membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
Untuk dapat membina hubungan saling percaya, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: selamat pagi / siang / sore / malam atau sesuai dengan konteks agama pasien.
b. Perkenalkan nama saudara (nama panggilan) saudara, termasuk menyampaikan bahwa saudara adalah perawat yang akan merawat pasien.
c. Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
d. Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.
e. Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas tersebut.
f. Bersikap empati dengan cara:
o Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan dan menunjukkan perhatian
o Bicara lambat, sederhana dan beri waktu klien untuk berpikir dan menjawab
o Perawat mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik
o Bersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien.
g. Gunakan kalimat yang singkat, jelas, sederhana dan mudah dimengerti (hindari penggunaan kata atau kalimat jargon)
h. Bicara lambat , ucapkan kata atau kalimat yang jelas dan jika betranya tunggu respon pasien
i. Tanya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan ulang pertanyaan dengan kata-kata yang sama.
j. Volume suara ditingkatkan jika ada gangguan pendengaran, jika volume ditingkatkan, nada harus direndahkan.
k. Sikap komunikasi verbal disertai dengan non verbal yang baik
l. Sikap berkomunikasi harus berhadapan, pertahankan kontak mata, relaks dan terbuka
m. Ciptakan lingkungan yang terapeutik pada saat berkomunikasi dengan klien:
· Tidak berisik atau ribut
· Ruangan nyaman, cahaya dan ventilasi cukup
· Jarak disesuaikan, untuk meminalkan gangguan.

Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
“ Selamat siang pak, bu”!
“ Saya pak……, saya senang dipanggil pak…….., saya perawat dari puskesmas…… yang datang untuk merawat bapak/ibu”
“ Nama bapak/ibu siapa?”
“ Senang diapanggil siapa?”
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini”?
“ Saya mendapat tugas untuk merawat bapak/ibu”. “ Apakah bapak/ibu setuju”.

2. Mengkaji pasien lansia dengan demensia
Untuk mengkaji pasien lansia dengan demensia, saudara dapat menggunakan tehnik mengobservasi prilaku pasien dan wawancara langsung kepada pasien dan keluarganya. Observasi yang saudara lakukan terutama untuk mengkaji data objective demensia. Ketika mengobservasi prilaku pasien untuk tanda-tanda seperti:
Kurang konsentrasi
Kurang kebersihan diri
Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
Tremor
Kurang kordinasi gerak
Aktiftas terbatas
Sering mengulang kata-kata.

Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat : apakah lansia mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afek yang labil, datar atau tidak sesuai.
Bila data tersebut saudara peroleh, data subjective didapatkan melalui wawancara:
Latihan 2
Berikut ini merupakan percakapan untuk mengkaji pasien demensia pada lansia. Dalam percakapan selalu diawali dengan menyebut nama perawat dan memamnggil nama pasien.
“ Bagaimana perasaan ibu pagi ini?”
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan ibu”
” Hari, bulan dan tahun berapa sekarang”?
“ Dimana kita sekarang berada?”
“ Berapa umur bapak/ibu sekarang?”
“ Tanggal berapa hari kemerdekaan Indonesia”
“ Siapa nama presiden Indonesia sekarang?”
“ Apa yang telah bapak/ibu lakukan dari bangun pagi sampai sekarang?”
“ Coba bapak hitung mundur dari angka 20 ke angka 1”

Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa keperawatan:
Gangguan Proses Pikir
Risiko Cedera: jatuh

Latihan 3. Coba saudara rumuskan diagnosa keperawatan pasien lansia dengan demensia.
Dari data yang anda peroleh pada latihan 2, buatlah diagnosa keperawatan sesuai dengan data tersebut! Dokomentasikan dalam format daftar masalah keperawatan, diagnosa keperawatan.

C. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pasien Lansia depresi dengan gangguan proses pikir; pikun/pelupa.
Tindakan keperawatan untuk pasien:
Tujuan agar pasien mampu:
a. Mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan temapat
b. Meklakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.
Tindakan
a. Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik pribadinya misalnya tempat tidur, lemari, pakaian dll.
b. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal waktu dengan menggunakan jam besar, kalender yang mempunyai lembar perhari dengan tulisan besar.
c. Beri kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan namanya dan anggota keluarga terdekat
d. Beri kesempatan kepada klien untuk mengenal dimana dia berada.
e. Berikan pujian jika pasien bila pasien dapat menjawab dengan benar.
f. Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari-hari
g. Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas yang dapat dilakukannya.
h. Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah dipilihnya
i. Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
j. Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
k. Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.

Latihan 4. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan demensia:
“ Selamat pagi pak nama saya........ Apa yang sudah bapak lakukan dari bangun tidur sampai sekarang”
“ Dimana bapak melakukan?”
“ Jam berapa sekarang pak”
“ Apa yang telah bapak lakukan pada jam 10.00 tadi?”
“ Dengan siapa bapak melakukannya?”
“ Siapa saja anggota keluarga yang ada di rumah saat ini”
“ Saat bapak melakukan aktifitas, alat apa yang bapak gunakan?”
“ Dimana biasanya bapak menyimpan alat-alat itu?”
“ Bagus sekali bapak sudah mampu menjelaskan dengan benar kegiatan bapak”
“ Selain kegiatan tadi, apalagi kegiatan yang bapak lakukan setiap hari”
“ Bagaimana kalau kita bersama-sama membuat jadwal kegiatan yang bapak bisa lakukan”

Tindakan untuk keluarga
Tujuan
Keluarga mampu mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempat
Menyediakan saran yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi realitas
Membantu pasien dalam melakukan aktiftas sehari-hari.
Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga cara-cara mengorientasikan waktu, orang dan tempat pada pasien
b. Anjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar, kalender dengan tulisan besar
c. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasien
d. Bantu keluarga memilih kemampuan yang dilakukan pasien saat ini.
e. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan terhadap kemampauan yang masih dimiliki oleh pasien
f. Anjurkan keluarga untuk memantu lansia melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
g. Anjurkan keluarga untuk memantau kegiatan sehari-hari pasien sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
h. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang masih dimiliki pasien
i. Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
j. Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.

2. Tindakan keperawatan pasien Lansia demensia dengan risiko cedera
Tindakan pada pasien.
Tujuan
a. Pasien terhindar dari cedera
b. Pasien mampu mengontrol aktifitas yang dapat mencegah cedera.
Tindakan
a. Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapa menimbulkan cedera dengan bahasa yang sederhana
a. Ajarkan cara-cara untuk mencegah cedera: bila jatuh jangan panik tetapi berteriak minta tolong
b. Berikan pujian terhadap kemampuan pasien menyebutkan cara-cara mencegah cedera.
Latihan 5. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan resiko cedera.
“ Selamat pagi pak.....,nama saya suster.......yang kemarin datang kesini.”
“ Apakah bapak mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas ke kamar mandi?”
“Apakah bapak mengalami kesulitan kesulitan mencari tempat tidur bapak setelah kembali dari kamar mandi?”
“Apakah bapak pernah jatuh?”, jika pasien menjawab iya, jelaskan:
“Pak setiap bapak kekamar mandi, bapak minta ditemani anggota keluarga yang ada dirumah. Sewaktu masuk kamar mandi bapak harus pegangan di dinding.
“Jika bapak jatuh, bapak jangan panik, tetap ditempat dan teriak minta tolong pada anggota keluarga yang ada di rumah.

Tindakan untuk keluarga
Tujuan: Keluarga mampu:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien
Keluarga mampu menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah cedera
Tindakan
Diskusikan dengan keluarga faktor-faktor yang dapat menyebabkan cedera pada pasien
Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang aman seperti: lantai rumah tidak licin, jauhkan benda-benda tajam dari jangkauan pasien, berikan penerangan yang cukup, lampu tetap menyala di siang hari, beri alat pegangan dan awasi jika pasien merokok, tutup steker dan alat listrik lainnya dengan plester, hindarkan alat-alat listrik lainnya dari jangkauan klien, sediakan tempat tidur yang rendah
Menganjurkan keluarga agar selalu menemani pasien di rumah serta memantau aktivitas harian yang dilakukan
D. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara lakukan, dapat dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga:
1. Gangguan proses pikir: bingung
Kemampuan pasien:
a.Mampu menyebutkan hari, tanggal dan tahun sekarang dengan benar
b. Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal
c. Mampu menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini
d. Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadual
e. Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan
Kemampuan keluarga
a. Mampu membantu pasien mengenal waktu temapt dan orang
b. Menyediakan kalender yang mempunyai lembaran perhari dengan tulisan besar dan jam besar
c. Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadual yang telah dibuat
d. Memberikan pujian setiap kali pasien mampu melaksanakan kegiatan harian
2. Risiko cedera
Kemampuan pasien:
a. Menyebutkan dengan bahasa sederhana faktor-faktor yang menimbulkan cedera
b. Menggunakan cara yang tepat untuk mencegah cedera
c. Mengontrol aktivitas sesuai kemampuan
Kemampuan keluarga:
a. Keluarga dapat mengungkapkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan cedera pada pasien
b. Menyediakan pengaman di dalam rumah
c. Menjauhkan alat-alat listrik dari jangkauan pasien
d. Selalu menemani pasien di rumah
e. Memantau kegiatan harian yang dilakukan pasien

E. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
Latihan : 6
Coba saudara dokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan resiko cedera muulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi, menggunakan format yang telah disediakan.


H.M. Abi Muhlisin, SKM., M.Kep

Thursday, May 10, 2007

Askep Lansia Depresi


MODUL
PENANGANAN KLIEN LANSIA DENGAN DEPRESI

Dampak dari kejadian tsunami dan gempa akan menyebabkan berbagai masalah dan dampak kesehatan bagi masyarakat di daerah bencana tersebut. Masalah dan dampak dari bencana tersebut dialami juga oleh para lansia. Salah satu masalah kesehatan yang teridentifikasi pada lansia adalah depresi.
Depresi bukanlah hal yang normal terjadi pada lansia walaupun depresi biasa terjadi pada lansia. Kira-kira tiga dari 100 orang lansia berusia diatas 65 tahun mengalami depresi. Angka ini akan meningkat pada lansia berusia 80 tahun atau lebih. Walaupun demikian penanganan depresi akan berhasil dilakukan dengan pengobatan, psikoterapi atau kombinasi keduanya secara tepat.
Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan pasien lansia dengan depresi.
Tanda dan gejala depresi antara lain:
- Sering mengalami gangguan tidur ( insomnia atau hipersomnia) , gangguan ini serinng disertai mimpi yang tidak menyenangkan.
- Sering kelelahan, lemas, kurang dapat menikmati kehidupan sehari-hari
- Kebersihan dan kerapihan diri sendiri diabaikan
- Cepat sekali menjadi marah dan tersinggung
- Daya konsentrasi rendah dan daya ingat menurun
- Pada pembicaraan sering sekali disertai dengan rasa pesismis atau perasaan putus asa (tidak ada gairah hidup)
- Berkurang atau hilangnya napsu makan sehingga berat badan menurun secara cepat
- Kadang dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk bunuh diri, adanya pikiran tentang kematian
- Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan hobi kreatifitas menurun, produktifitas juga menurun.

A. Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu:
Melakukan pengkajian keperawatan pasien lansia dengan depresi
Mengidentifikasi diagnosa keperawatan pasien lansia dengan depresi
Melakukan tindakan keperawatan dalam berbagai pendekatan tindakan keperawatan pasien lansia dengan depresi
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien lansia dengan depresi
Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan depresi.

B. Mengkaji Klien Lansia Dengan Depresi
1. Membina hubunga saling percaya dengan klien lansia
Untuk melakukan pengkajian pada lansiadengan depresi, pertama-tama saudara harus membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
Untuk dapat membina hubngan saling percaya, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
§ selalu mengucapkan salam kepada pasien seperti: selamat pagi / siang / sore / malam atau sesuai dengan konteks agama pasien.
§ Perkenalkan nama saudara (nama panggilan) saudara, termasuk menyampaikan bahwa saudara adalah perawat yang akan merawat pasien.
§ Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan kesukaannya.
§ Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan aktivitas yang akan dilakukan.
§ Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan dan berapa lama aktivitas tersebut.
§ Bersikap empati dengan cara:
o Duduk bersama klien, melakukan kontak mata, beri sentuhan dan menunjukkan perhatian
o Bicara lambat, sederhana dan beri waktu klien untuk berpikir dan menjawab
o Perawat mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik
o Bersikap hangat, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien.
Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dengan pasien lansia.
“ Selamat siang pak, bu”!
“ Saya pak……, saya senang dipanggil pak…….., saya perawat dari puskesmas…… yang datang untuk merawat bapak/ibu”
“ Nama bapak/ibu siapa?”
“ Senang diapanggil siapa?”
“ Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini”?
“ Saya mendapat tugas untuk merawat bapak/ibu”. “ Apakah bapak/ibu setuju”.

2. Mengkaji pasien lansia dengan depresi
Untuk mengkaji pasien lansia dengan depresi, saudara dapat menggunakan tehnik mengobservasi prilaku pasien dan wawancara langsung kepada pasien dan keluarganya. Observasi yang saudara lakukan terutama untuk mengkaji data objective depresi. Ketika mengobservasi prilaku pasien untuk tanda-tanda seperti:
Penampilan tidak rapi, kusut dan dandanan tidak rapi, kulit kotor (kebersihan diri kurang)
Interaksi selama wawancara: kontak mata kurang, tampak sedih, murung, lesu, lemah, komunikasi lambat/tidak mau berkomunikasi.
Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat : apakah lansia mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afek yang labil, datar atau tidak sesuai, apakah lansia mempunyai ide untuk bunuh diri.
Bila data tersebut saudara peroleh, data subjective didapatkan melalui wawancara dengan menggunakan skala depresi pada lansia (Depresion Geriatric Scale)
Latihan 2
Berikut ini merupakan percakapan untuk mengkaji skala depresi pada lansia. Dalam percakapan selalu diawali dengan menyebut nama perawat dan memamnggil nama pasien.
“ Bagaimana perasaan ibu pagi ini?”
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan ibu”
1. Apakah anda merasa nyaman dalam kehidupan ini? Ya/tidak
2. Apakah anda dapat mengalami penurunan dalam melakukan
aktivitas dan hobi? Ya/tidak
3. Apakah anda merasa hidup ini hampa? Ya/tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan? Ya/tidak
5. Apakah anda optimis terhadap masa depan? Ya/tidak
6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi? Ya/tidak
7. apakah anda merasa bahagia sepanjang waktu? Ya/tidak
8. Apakah anda sering merasa sendirian? Ya/tidak
9. Apakah anda lebih senang berada di rumah daripada Ya/tidak
keluar rumah dan mengerjakan sesuatu yang baru?
10. Apakah anda mempunyai masalah dengan daya ingat? Ya/tidak
11. Apalah anda merasa senang hidup saat ini? Ya/tidak
12. Apakah anda merasa tidak berharga? Ya/tidak
13. Apakah anda besemangat saat ini? Ya/tidak
14. Apakah anda merasa orang lain lebih baik dari anda Ya/tidak
15. Apakah anda merasa orang lain lebih baik dari anda? Ya/tidak

Cara menilai:
Jika saudara menemukan 8 atau lebih jawaban yang di cetak hitam maka, hal tersebut mengindikasikan adanya depresi pada lansia.
Berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan pada saat pengkajian, maka ditetapkan diagnosa keperawatan:
Ketidak berdayaan
Risiko bunuh diri
Gangguan pola tidur

Latihan 3. Coba saudara rumuskan diagnosa keperawatan pasien lansia dengan depresi.
Dari data yang anda peroleh pada latihan 2, buatlah diagnosa keperawatan sesuai dengan data tersebut! Dokomentasikan dalam format daftar masalah keperawatan, diagnosa keperawatan.

C.Tindakan Keperawatan
1. Tindakan Keperawatan pasien Lansia depresi dengan ketidakberdayaan.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia depresi meliputi tujuan untuk klien dan tujuan untuk keluarga.
Tindakan keperawatan untuk pasien:
Tujuan agar pasien mampu:
a. Berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya
b. Melakukan kegiatan dalam menyelesaikan masalahnya.
Tindakan
a. Beri kesempatan bagi pasien untuk bertanggungjawab terhadap perawatan dirinya
1) Beri kesempatan memilih tujuan perawatan dirinya
2) Beri kesempatan untuk menetapkan aktifitas perawatan diri untuk mencapai
tujuan.
b. Membantu pasien untuk melakukan aktivitas yang telah ditetapkan.
c. Berikan pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya
d. Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
e. Sepakati jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut secara teratur.

Latihan 4. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan depresi:
“ Ibu mau pilih yang mana? Apakah ibu mau latihan gosok gigi atau gunting kuku”
Jika pasien memilih gunting kuku:
“ Menurut ibu bagaimana cara-cara menggunting kuku?”
“ Baik sekali, ibu bisa menyebutkan cara untuk menggunting kuku
“Ibu mau gunting kuku sendiri atau dibantu oleh suster?”
“ Coba sekarang ibu menggunting kuku sendiri”
“ Bagus sekali, ibu dapat melakukannya”
“ Bagaimana perasaan ibu setelah menggunting kuku sendiri?”
“ Kapan lagi ibu mau menggunting kuku” Bagaimana kalau ibu menggunting kuku sekali seminggu”
“ Bagaimana kalau jadwal menggunting kuku kita masukkan dalam jadwal kegiatan ibu”

Tindakan untuk keluarga
Tujuan
Keluarga mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien.
Keluarga mampu membantu pasien mengoptimalkan kemampuannya.
Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah dimiliki pasien
b. Bersama keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini
c. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang masih dimiliki pasien
d. Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
e. Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah dibuat.

2. Tindakan keperawatan pasien Lansia depresi dengan risiko bunuh diri
Tindakan pada pasien.
Tujuan
a. Klien tidak membahayakan dirinya sendiri
b. Pasien mempunyai alternatif penyelesaian masalah yang konstruktif.
Tindakan
a. Diskusikan dengan pasien tentang ide-ide bunuh diri
b. Buat kontrak dengan pasien untuk tidak melakukan bunuh diri
c. Bantu pasien mengenali perasaan yang menjadi penyebab timbulnya ide bunuh diri
d. Ajarkan beberapa alternatif cara penyelesaian masalah yang konstruktif
e. Bantu pasien untuk memilih cara yang palin tepat untuk menyelesaikan masalah secara konstruktif.
f. Beri pujian terhadap pilihan yang telah dibuat pasien dengan tepat.

Latihan 5. Tindakan keperawatan pasien lansia dengan depresi: Risiko Bunuh diri.
“ Pernahkah bapak/ibu berfikir untuk bunuh diri/ mrlukai diri sendiri?”
“ Apakah yang bapak/ibu rencanakan untuk dikerjakan?”
“ Apakah bpk/ibu memiliki cara untuk melaksanakan hal ini?”
“Apa yang menyebabkan ibu/bapak berfikir untuk bunuh diri/melukai diri?”
“Adakah hal-hal yang menyebabkan ibu tidak nyaman?”
“Suster senang sekali ibu dapat menceritakan perasaan ibu!”
“Menurut ibu/bapak, adakah cara lain yang lebih tepat untuk menyelesaikan masalah ibu/bapak, selain melukai diri?”
Jika ya, tanyakan:
“Coba bapak sebutkan cara tersebut!”
“Dapatkah bapak/ibu memilih cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut?”Bagaimana kalau suster menjelaskan cara penyelesaian masalah yang lebih tepat yang lain, seperti:
Secara spiritual, bapak bisa berdoa dan menyerahkan masalah bapak pada Tuhan YME, atau bapak bisa mengungkapkan masalah yang bapak hadapi dengan orang yang bapak percaya, selain itu bapak bisa melakukan aktivitas yang membuat perasaan bapak bahagia dan berguna seperti melakukan hobby bapak.
“Menurut bapak, kira-kira, cara mana yang mana yang ingin bapak latih untuk mengatasi masalah bapak!”



Tindakan untuk keluarga
Tujuan:
Keluarga mampu:
a. Mengidentifikasi tanda-tanda perilaku bunuh diri pasien
b. Menciptakan lingkungan yang aman untuk mencegah perilaku bunuh diri
c. Membantu pasien menggunakan cara penyelesaian masalah yang konstruktif
Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda-tanda perilaku klien saat muncul ide bunuh diri
b. Diskusikan tentang cara mencegah perilaku bunuh diri pada pasien
· Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien, singkirkan semua benda-benda yang memiliki potensi untuk membahayakan klien (benda tajam, tali pengikat, ikat pinggang, dan benda-benda lain yang terbuat dari kaca)
· Antisipasi penyebab yang dapat membuat pasien bunuh diri
· Lakukan pengawasan secara terus menerus
c. Anjurkan keluarga meluangkan waktu bersama klien
d. Mendiskusikan dengan keluarga koping positif yang pernah dimiliki klien dalam menyelesaikan masalah
e. Anjurkan keluarga untuk membantu klien untuk menggunakan koping positif dalam menyelesaikan masalah
f. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap penggunaan koping positif yang telah digunakan oleh klien.

3. Tindakan keperwatan pasien lansia gangguan pola tidur
1. Tindakan untuk klien
Tujuan :
a. Klien mampu mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur
b. Klien mampu memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
Tindakan :
a. Bersama klien mengidentifikasi gangguan pola tidur
b. Diskusikan cara-cara utuk memenuhi kebutuhan tidur
Kurangi tidur pada siang hari
Minum air hangat/susu hangat sebelum tidur
Hindarkan minum yang mengandung kafein dan coca cola
Mandi air hangat sebelum tidur
Dengarkan musik yang lembut sebelum tidur
c. Anjurkan pasien untuk memilih cara yang sesuai dengan kebutuhannya
d. Berikan pujian jika pasien memilih cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tidurnya.

2. Tindakan untuk keluarga
Tujuan
a. Keluarga mampu mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan pola tidur
b. Keluarga dapat membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan tidur
Tindakan
a. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala gangguan pola tidur pada pasien
b. Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang untuk memfasilitasi agar pasien dapat tidur.

D. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara lakukan, dapat dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga:
1. Ketidakberdayaan
Kemampuan pasien:
a. Berpartisipasi dalam menentukan perawatan diri
b. Melakukan kegiatan positif dalam menyelesaikan masalah
Kemampuan keluarga
a. mampu mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
b. Membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
2. Risiko bunuh diri
Kemampuan pasien:
a. Mampu mengungkapkan ide bunuh diri
b. mengenali cara-cara untuk mencegah bunuh diri
c. Mendemonstrasikan cara menyelesaikan masalah yang konstruktif
Kemampuan keluarga:
a. Keluarga dapat mengenali tanda dan gejala awal perilaku bunuh diri
b. Keluarga menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah perilaku bunuh diri
c. Keluarga mampu membantu pasien dalam menetapkan cara-cara yang positif untuk mengatasi masalah
3. Gangguan pola tidur
Kemampuan klien:
a. Klien mampu mengungkapkan penyebab gangguan tidur
b. Klien mampu menetapkan cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tidur
Kemampuan keluarga:
a. Keluarga mampu mengidentifikasi penyebab gangguan tidur yang dialami pasien
b. Keluarga mampu menyediakan lingkungan yang nyaman untuk memfasilitasi pemenuhan kebutuhan tidur pasien
c. Keluarga mampu membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan tidur

E. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
Latihan evaluasi
Coba saudara mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien lansia dengan depresi mulai dari pengkajian sampai dengan menggunakan format yang telah disediakan.

Manajemen pelayanan kesehatan

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN



TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Peserta memahami tentang manajemen pelayanan kesehatan, serta dapat berperan aktif dan mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi tempat mereka bekerja.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Meningkatnya pengetahuan peserta tentang :
1. Pengertian manajemen pelayanan kesehatan
2. Prinsip-prinsip manajemen pelayanan kesehatan
3. Perubahan yang terjadi dalam manajemen pelayanan kesehatan

MATERI

1. Pengertian Manajemen Pelayanan Kesehatan
2. Ciri-ciri Manajemen Pelayanan Kesehatan
3. Prinsip-prinsip Manajemen Pelayanan
4. Manajemen Pelayanan Kesehatan RS dan Puskesmas

METODA

1. Kuliah singkat
2. Interaksi
3. Kerja Kelompok
4. Presentasi – Diskusi Pleno


RENCANA PEMBELAJARAN :

Bagian A
Topik : Manajemen Pelayanan Kesehatan
Metode : Kuliah Singkat
Waktu : 20 menit
Bagian B
Topik : Antisipasi kecenderungan (Trends anticipation)
Metode : Kerja Kelompok (Diskusi kelompok)
Waktu : 30 menit
Bagian C
Metode : Pleno
Waktu : 30 menit
Bagian D
Topik : Evaluasi pembelajaran
Metode : Tanya Jawab
Waktu : 10 menit


M A T E R I
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN



Pengertian

Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam materi ini hanya
akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :
1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of Management” mengemukan sebagai berikut : “manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain” (Management involves getting things done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)
4. James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :


- Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan
- Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
- Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain
- Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
- Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)
- Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh manajer

Pandangan Terhadap Manajemen

Untuk mengkaji lebih jauh tentang manajemen, perlu disampaikan beberapa pandangan tentang manajemen :
a. Manajemen sebagai suatu sistem
Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
b. Manajemen sebagai suatu proses
Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.
c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapan
Manajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam menerapkan manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti ; komunikasi, sosiologi, ekonomi, psikologi, matematika, dll.
d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara pimpinan dengan staf untuk mencapai tujuan organisasi.
e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.
Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting. Dari sudut pandang ini manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang ada dalam organisasi. Di sini dapat ditelaah mengenai aspek kepemimpinan serta proses dan mekanisme kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan keputusan dapat dikatakan ‘Management as a decision making process’.
f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah
Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara konkrit dalam organisasi pelayanan kesehatan, seperti yang dilakukan di Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu, identifikasi masalah à perumusan masalah à dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Melalui tahapan tersebut diharapkan tercapai hasil kegiatan secara efektif dan efisien.
g. Manajemen sebagai profesi.
Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, seperti halnya bidang-bidang lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum, dll.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar, mengapa manajemen diperlukan, yaitu :
1) Untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.
2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan, pegawai, pelanggan, serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.
3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi Manajemen

Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt O’Donnel mengemukakan tentang fungsi manajemen sebagai berikut :

PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN
George Terry
L. Gullick
H. Fayol
Koonzt O’Donnel
Planning
Planning
Planning
Planning
Organizing
Organizing
Organizing
Organizing
Actuating
Staffing, Directing, Coordinating
Commanding, Coordinating
Staffing,
Directing
Controlling
Reporting
Controlling
Controlling

Budgeting



Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan secara garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting).

Keterampilan yang Harus Dimiliki Manajer

Seorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang bersifat manajerial sesuai dengan tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi. Di dalam organisasi yang besar kedudukan manajer akan dibedakan ke dalam tiga tingkatan, yaitu ; manajer tingkat tinggi (top level manager), manajer tingkat menengah (middle level manager) dan manajer tingkat bawah (low level manager). Berdasarkan tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer juga akan berbeda. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu : keterampilan manajerial (management skill), keterampilan melakukan hubungan antar manusia (human relation skill), dan keterampilan teknis (technical skill), untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Bagan 2
JENIS KETERAMPILAN MANAJER

Middle manager
Top managerConceptual skill
management skill
Low managerTechnical skill

Dari bagan di atas, terlihat bahwa makin tinggi jabatan seseorang dalam organisasi, akan semakin dituntut mempunyai keterampilan konseptual dan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi semakin dituntut mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan antara manusia.

Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer harus mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi yang dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi organisasi, serta kebijakan untuk merealisasikannya.

Keterampilan hubungan antar manusia, adalah kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif, memotivasi staf sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efktif.
Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metoda, teknik atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi.

Manajemen Pelayanan Kesehatan

Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan (2) pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.

Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif) dengan tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komprehensif dan holistik).

Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah sakit dan puskesmas melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Visi merupakan impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang dapat mengantisipasi perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila su atu organisasi tidak memiliki visi maka perubahan lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah. Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi yang telah ditetapkan.

Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep yang disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).

Manajemen Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ; perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
1. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b) perencanaan tenaga professional kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut misalnya ; tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen, beban kerja, dll.
2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya. Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal dengan di organisasi lainnya.
3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel atau penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya yang sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan (customer service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
4. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.

Kecenderungan RS ke Depan

Terdapat dua hal yang perlu diantisipasi oleh rumah sakit, yaitu adanya perubahan pola pemerintahan yang bersifat desentralisasi, dimana setiap daerah mempunyai otonomi untuk mengembangkan daerahnya termasuk dalam mengelola pelayanan kesehatan dan akan memasuki era globalisasi.
Untuk itu RS perlu melakukan pembenahan secara internal, antara lain :
a. Mengembangkan struktur organisasi sesuai dengan tuntutan perubahan dan kebutuhan yang spesifik
b. Menerapkan manajemen strategis secara konkrit
c. Mendayagunakan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tenaganya, termasuk tenaga keperawatan (perawat dan bidan)
d. Memanfaatkan pendapatan sendiri untuk memperoleh kemandirian dan kesinambungan (sustainability)

Manajemen Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya yang dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
§ Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
§ Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1) quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh organisasi profesi, (2) quality of service, yaitu peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana, dan menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan (Puskesmas)
§ Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
§ Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
§ Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI PUSKESMAS

Fungsi Manajemen
Kegiatan
Perencanaan
Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya). Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara mengajukan usulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Pengorganisasian
§ Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan struktural Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional
§ Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program pokok, yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.
§ Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa
Penggerakan Pelaksanaan
§ Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor
§ Adanya proses kepemimpinan
§ Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor
§ Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf
Pengawasan dan Evaluasi
§ Melalui pemantauan laporan kegiatan
§ Pemantauan wilayah setempat (PWS)
§ Supervisi
§ Rapat rutin (staff meeting)

Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau manajemennya meliputi; perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan, manajemen logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan.

Kecenderungan Perubahan Manajemen Puskesmas
Seperti telah disampaikan di atas, bahwa dampak dari adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan, sangat berpengaruh terhadap semua sarana kesehatan, termasuk Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan terdepan. Adanya perubahan visi, misi dan strategi Puskesmas sebagai berikut :
Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat pada tahun 2010, dengan memiliki 3 misi, yaitu;
(1) menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,
(2) memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dan
(3) memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.
Adapun strategi yang dikembangkan meliputi;
(a) mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang mantap di tingkat kecamatan, agar dapat diterapkannya pembangunan berwawasan kesehatan,
(b) mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat, sehingga terwujudnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
(c) meningkatkan profesionalisme petugas, sehingga terwujud kualitas pelayanan kesehatan,
(d) mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan Dinas Kesehatan Kab/ Kota.
Pengorganisasian puskesmas ke depan selain dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas, juga ada Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit fungsional dan unit tata usaha. Program pokok Puskesmas atau program kesehatan dasar yang harus dilaksanakan di Puskesmas meliputi ; (1) promosi kesehatan, (2) kesehatan lingkungan, (3) kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana, (4) perbaikan gizi, (5) pemberantasan penyakit menular, (6) pengobatan.
Sesuai dengan misi dan strategi di atas, Puskesmas dapat mengembangkan program-program unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah masing-masing. Contohnya, daerah yang diwilayah kerjanya banyak ditemukan kelompok rawan kesehatan atau kelompok resiko tinggi (high-risk group) ; seperti ibu hamil Risti, penyakit kronis, lanjut usia, dll. Di wilayah tersebut dapat dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community health nursing) sebagai program unggulan atau program prioritas kesehatan lain.

Kesimpulan

§ Manajemen memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya orang yang menggerakan sumber daya (manajer), adanya proses; perencanaan – pengorganisasian – penggerakan pelaksanaan – pengarahan dan pengendalian
§ Ada 3 alasan penting, mengapa suatu organisasi perlu menerapkan manajemen yaitu: untuk mencapai tujuan organisasi, untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang ada dalam organisasi, agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
§ Secara umum, pendapat para ahli manajemen tentang fungsi manajemen memiliki kesamaan dan pendapat satu dengan lainnya yang saling melengkapi. Pada dasarnya fungsi manajemen meliputi; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
§ Setiap manajer harus memiliki keterampilan; konseptual, manajerial dan keterampilan melakukan hubungan antar manusia.
§ Perubahan yang mendasar perlu dilakukan dalam manajemen pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas. Perubahan tersebut mencakup, perubahan visi, misi dan strategi, mengembangkan struktur organisasi sesuai kebutuhan, melakukan manajemen strategis, pengembangan SDM (manajemen SDM), melakukan upaya-upaya yang mendorong kemandirian
§ Semua upaya perubahan tersebut diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.

Evaluasi

1. Apa pengertian manajemen ?
2. Coba saudara sebutkan ciri-ciri manajemen ?
3. Mengapa manajemen perlu diterapkan ?
4. Sebutkan fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli ? coba saudara bandingkan ?
5. Keterampilan apa yang harus dimiliki seorang manajer ?
6. Menurut anda, apakah perlu ada perubahan dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit dan Puskesmas ?
Referensi

1. A.A. Gde Manunjaya, (1999) Manajemen Kesehatan, EGC – Jakarta
2. Arifin Abdurahman (1973), Kerangka Pokok-pokok Manajemen Umum, Jakarta
3. Azrul Azwar (1988), Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi kedua, PPT Bina Rupa Aksara.
4. Departemen Kesehatan RI (2002), Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi (DRAFT), Jakarta
5. Departemen Kesehatan RI (1999), Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta.
6. James.AF Stoner (1982), Management , edisi kedua, Prentice/ Hall International, Inc. Englewood Cliffs, New York
7. Soedarmono Soejitno, Ali Alkatari, Emil Ibrahim (2000), Reformasi Perumahsakitan Indonesia, Dirjen Yanmedik Depkes RI & WHO, Jakarta
8. Soewarno Handayaningrat (1981), Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, CV Haji Masagung, Jakarta.
9. T. Hani Handoko (1995), Manajemen, Edisi kedua, BPFE Yogyakarta, 1995

proses perawatan ISPA

BIDANG
KOMUNITAS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SOAL :

Keluarga Tn.A Dihadapan Anda adalah Nyonya Widya dari keluarga Bapak S, umur 28 th, masih dalam masa nifas hari ke 38 setelah melahirkan anak pertamanya, datang ke PUSKESMAS (bagian KIA) untuk mendapatkan informasi tentang kelebihan dan kerugian dari alat kontra sepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD.


PERINTAH :

Berikan Pendidikan Kesehatan terkait dengan masalah tersebut :


ALAT :
Lembar balik
Leaflet
Flip Chart
Spidol
Kertas Kosong
Model IUD dan gambar reproduksi wanita


PETUNJUK OBSERVER :

Tugas Observer :
Amati dan berilah nilai sesuai dengan format yang telah disediakan, tanpa memberikan komentar
Nilai sesuai Nomor Urut (nomor dada)


PETUNJUK PROBANDUS :

Saudara bernama Nyonya Widya, umur 28 th, masih dalam masa nifas hari 38 setelah melahirkan anak pertama.
Saudara datang ke Rumah Sakit tidak mengetahui tentang keuntungan dan kerugian dari alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD sehingga saudara ingin mendapatkan informasi tersebut.
Setelah saudara diberikan pendidikan kesehatan tentang AKDR oleh 20 perawat (mahasiswa), Saudara diminta untuk menanyakan tentang informasi yang belum jelas.
Contoh pertanyaan yang dapat Saudara ajukan :
a. Ada berapa macam AKDR tsb ?
b. Kadang ada ibu yang sudah pasang IUD tapi masih dapat hamil, bagaimana ?
c. Berapa lama AKDR dapat digunakan ?
d. Adakah pengaruh terhadap ASI untuk bayi saya?
e. Dsb.




BIDANG
KOMUNITAS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROSEDUR PERAWATAN PENYAKIT SKABIES DI SELA-SELA JARI KAKI DENGAN RENDAM P K

SOAL :
Dihadapan Anda adalah Sdr. Antok dari keluarga Bapak N, umur 15 th, mengalami penyakit scabies di sela-sela jari kakinya sejak 2 minggu yang lalu. Setelah periksa ke PUSKESMAS, Keluarga Bapak N diminta untuk merawat penyakit Sdr. Antok dengan merendam jari kakinya dengan larutan PK. Bapak N memohon Saudara untuk memperagakan perawatan penyakit Scabies dengan rendam PK yang kemudian akan dipraktekan sendiri setelah mengerti.


PERINTAH :
Lakukanlah perawatan penyakit scabies di sela jari-jari Sdr. Antok dengan rendam larutan PK


ALAT :
Kain Pel 2 buah
Baskom besar untuk rendam kaki 2 buah
Larutan PK 10 gram : 1000 ml dalam tempatnya
Handuk sedang 1 buah
Kursi / tempat duduk yang nyaman
Sandal bersih 1 pasang
Ember berisi air bersih untuk membilas
Gayung


PETUNJUK OBSERVER :
Tugas Observer :
1. Amati dan berilah nilai sesuai dengan format yang telah disediakan, tanpa memberikan komentar
2. Nilai sesuai Nomor Urut (nomor dada)


PETUNJUK PROBANDUS :
1. Saudara bernama Sdr. Antok, umur 15 th, mengalami penyakit scabies sejak 2 minggu yang lalu, dan telah berobat ke Puskesmas
2. Saudara dianjurkan untuk merawat penyakitnya dirumah dengan rendam larutan PK yang sudah dibawakan dari PUSKESMAS tetapi Sdr belum tahu bagaimana cara rendam PK tersebut.
3. Setelah itu, saudara akan dilakukan perawatan penyakit scabies di sela-sela jari dengan rendam PK oleh 20 perawat (mahasiswa),
4. Silahkan Saudara bertanya atas tindakan yang belum jelas dari tindakan yang dilakukan oleh perawat (mahasiswa)